Saturday, February 10, 2007

Garage Sale

Setiap musim panas (summer), kami punya acara rutin: berjalan-jalan ke seluruh penjuru Fredericton, berburu barang-barang murah. Ada pesta diskon kah? Tidak, sebab biasanya di musim panas, banyak keluarga yang mengadakan garage sale, atau sering disebut juga sebagai yard sale, carport sale, patio sale, porch sale, atau Garage-a-Rama. Garage sale adalah jualan yang dilakukan oleh satu keluarga atau beberapa keluarga yang bertetangga, yang dilaksanakan - sesuai dengan namanya - di garasi, halaman, carport, emper rumah, serambi, atau lokasi lain di luar rumah mereka. Ini adalah kesempatan bagi keluarga tersebut untuk 'membuang' barang-barang tua, barang yang tidak digunakan lagi, barang yang jumlahnya lebih dari satu, atau barang-barang lain. Alih-alih membuangnya, mereka menjualnya kepada orang lain, karena ini adalah kesempatan bagi kita untuk memperoleh barang-barang murah, barang yang tidak dijual lagi di toko, barang-barang untuk hobi (memancing, menembak, berkebun), barang-barang kuno, barang dapat-koleksi (collectible, misalnya perangko, botol), memorabilia (kaset beatles, kartu NBA), mainan (boneka barbie, dinosaurus), dll. Bahkan laptop pun dijual di situ (lihat gambar). Percayalah: one's trash is other people's treasure, sometime :-P. Selalu saja ada yang membeli barang-barang yang tidak kita perlukan lagi. Daripada disimpan saja, menuh-menuhin gudang, lebih baik dijual ke orang yang mau memeliharanya atau menggunakannya.

Biasanya, garage sale dilaksanakan pada hari Jumat sore atau Sabtu; hari Minggu kayaknya agak jarang. Oleh karena itu, setiap Kamis biasanya kami pasang mata, melihat pengumuman yang ditempel di tiang listrik, di pohon, atau di papan pengumuman; terkadang ada juga iklan di koran lokal yang memuat informasi tentang adanya garage sale di akhir minggu itu. Jika ada info garage sale, maka langsung berita itu disebarkan ke seantero teman-teman, sambil janjian untuk pergi bersama-sama saat weekend nanti. Pada musim panas, hampir setiap minggu ada saja yang mengadakan yard sale, bahkan lebih dari satu tempat. Jika informasinya jelas, maka kami merencanakan dahulu route yang akan ditempuh untuk memperoleh jarak tempuh yang paling optimal. Seperti menerapkan pencarian route untuk travelling salesman problem lah. Namun sering juga kami temui yard sale dadakan atau yang dilakukan tanpa pengumuman. Kadang saya meminjam sepeda teman untuk berkeliling melihat secara sekilas lokasi-lokasi yard sale sebelum kami mengunjunginya dengan berjalan kaki. Karena tujuan utamanya adalah berjalan-jalan, bukan semata-mata mencari sesuatu yang diperlukan - wah kayak tidak ada hiburan lain aja ya - maka seringkali seusai berkeliling hunting garage sale dan menempuh jarak bermil-mil (he..he..he..) beberapa dari kami pulang dengan tangan kosong. Namun tidak jarang kami membawa pulang banyak sekali barang kalau pas ada yang cocok. Saya pernah membeli buku teks untuk kuliah mikroprosesor, masih lumayan baru, saya peroleh dengan harga hanya 2 CAD (masih lebih murah dari harga sebiji burger McDonald); sampai tahun lalu masih saya gunakannya untuk mengajar di UGM. Di kali lain saya pernah memborong setumpuk buku ensiklopedi bergambar untuk anak-anak. Ada sekitar 20 seri, totalnya saya beli dengan harga cuman 0.99 CAD !!! Bayangkan, ketika saya tumpuk, tingginya mencapai lebih dari setengah meter. Wah, ini sih si penjual cuman ingin get a rid of buku tersebut. Tadinya rencana saya mau saya bawa ke Jogja saat pulang nanti. Namun, ketika ditimbang-timbang, buku-buku tersebut sangat tebal dan berat, sehingga ongkos untuk membawanya bisa jauh lebih mahal daripada harga belinya. Akhirnya buku tersebut saya sumbangkan ke ruang baca di playing room untuk anak-anak di lantai dasar Magee House. Lumayan juga, jadi ada gunanya capek-capek menggotongi setumpuk buku tersebut dari lokasi garage sale ke apartemen kami.

Membeli barang di garage sale bukanlah satu-satunya jalan untuk memperoleh barang murah. Cara lain telah saya sampaikan pada cerita terdahulu, yaitu saat ada pembagian pakaian gratis dalam program Host Family setiap menjelang musim dingin. Namun sering juga kita bisa memperoleh barang murah pada saat ada teman yang telah menyelesaikan kuliah di sini dan hendak pulang ke Indonesia. Barang-barang yang dimilikinya diobral ke teman-teman dengan harga yang sangat miring, karena memang tidak mungkin untuk membawanya ke Indonesia. Apabila barang tersebut dibelinya dari teman sebelumnya yang hendak pulang juga, maka harga barang tersebut makin lama akan makin turun hingga sudah mencapai posisi di mana barang tersebut akhirnya tidak memilik harga (bukan tidak berharga lho) sama sekali, dan akhirnya diberikan secara cuma-cuma. Nah khusus untuk barang yang diperoleh secara cuma-cuma, etikanya adalah ketika kita hendak pulang dan tidak berniat membawanya ke Indonesia, maka barang tersebut harus dihibahkan ke teman lain tanpa memungut bayaran. Jadi kita tidak boleh menjual barang warisan turun-temurun dari para pendahulu kita. Begitu ceritanya :-)

{summer @ fredericton}

see other Culture Shocks

2 comments:

Keluargaku Surgaku said...

hehehe sama donk, tiap hari Sabtu kita juga hunting garage sale. Salah satu cara hidup hemat di luar negri.

balzach said...

Kayaknya kalau di Atlanta suasana garage sale nya gak begitu beda dengan di New Brunswick ya.