Sunday, September 24, 2006

Subuh 2 Kali

Senin, 28 Agustus, perjalanan pulang dari Kanada ke Indonesia diperkirakan mencapai 2 hari (30 jam). Hal ini berbeda dengan perjalanan saya saat berangkat dari Indonesia ke Kanada yang mencapai lebih dari 40 jam. Namun, perjalanan pulang ditempuh tanpa menginap, sedangkan pada perjalanan berangkat saya sempat menginap di Hongkong dan Toronto, masing-masing semalam. Setelah berpisah dengan teman-teman yang mengantar di Bandara Fredericton dan harus mengatur ulang isi tas kabin karena overloaded sementara pihak security bandara sangat ketat sekali dalam menerapkan batasan barang bawaan penumpang, saya melenggang masuk ke pesawat. Goodbye Fredericton, I'll be missing you.

Tidak ada cerita yang menarik dalam perjalanan menuju Toronto, dengan pesawat kecil, jarak antar kursi yang sangat sempit bahkan bagi saya, bagaimana pula bagi bule-bule yang tinggi-tinggi itu ya? Di Toronto kami sempat transit selama lebih dari 6 jam dan bersiap untuk perjalanan ke Hongkong. Pesawat Cathay Pacific berangkat dari Toronto sebelum tengah malam, berhenti sekali lagi di Anchorage Alaska selama sekitar 2 jam. Di dalam pesawat, di muka setiap tempat duduk, terdapat panel televisi yang menampilkan beberapa channel acara kartun, lawak, olah raga, film, dan musik. Saya memilih menonton channel yang memutar Mr Bean; tak pernah bosan meski telah berkali-kali melihatnya. Di panel tersebut terdapat pula informasi posisi pesawat serta jam; baik jam dari lokasi pemberangkatan, tempat tujuan, serta jam di lokasi pesawat sedang berada (posisi daratan di bawahnya).

Karena hari telah hampir pagi, dan sudah memasuki waktu subuh, maka saya segera sholat subuh di kursi pesawat. Seusai itu, saya kembali menekuni panel televisi sambil melihat jam yang menunjukkan waktu lokal. Terlihat sesuatu yang aneh pada jam tersebut. Setelah saya perhatikan, ternyata jam lokal - yang menunjukkan waktu lokasi daratan di bawah pesawat pada saat itu - berkurang satu jam demi satu jam. Mulai jam 5, 4, 3, 2, ... mmmm sangat menarik. Jam berbalik mundur! Ini terjadi karena kecepatan pesawat sedemikian pesat sehingga melebihi kecepatan rotasi bumi yang berputar dari barat ke timur. Selanjutnya ... 1, 12, 11. Jam berbalik mundur melewati hari sebelumnya...!!! Subhanallah. Sungguh suatu pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Saya jadi ingat perkataan seorang teman ketika menyesali tindakannya yang membuang-buang waktu ketika mendapati nilai ujiannya jelek semua. "Semua ini karena aku tidak mau memanfaatkan waktu yang ada selama kuliah", katanya. Dia memang terlihat lebih suka bersantai-santai daripada membaca buku dan materi kuliah. Semua dapat dipelajari satu-dua hari menjelang ujian, tukasnya meyakinkan ketika saya menegurnya. Tentu saja kata-katanya tidak terbukti. "Oh, andaikata saja waktu bisa berjalan mundur, tentu aku bisa belajar lebih banyak dan lulus ujian dengan nilai baik". Andaikata, memang sebuah kata yang mudah diucapkan, terutama ketika semua sudah terlanjur terjadi.

Kita memang sering tidak memanfaatkan waktu dengan baik, termasuk saya sendiri. Waktu diciptakan fix 24 jam sehari, tetapi kita sering merasa kekurangan waktu, sedangkan di saat agak luang, waktu kita buang-buang. Tentu saja kita selalu merugi. Allah berfirman, "Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran" (QS Al 'Ashr). Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk memanfaatkan waktu dengan baik, sabdanya, "Carilah yang lima sebelum datang yang lima, yaitu manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu (dengan ibadah), gunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu (dengan amal saleh), gunakanlah masa kayamu sebelum datang masa miskinmu (dengan sedekah), gunakanlah masa hidupmu sebelum datang masa matimu (mencari bekal untuk hidup setelah mati). gunakanlah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu.' (Al Hadits).

Saya tidak mengalami waktu mundur saat itu, tetapi hanyalah jam yang berjalan mundur. Jam adalah kesepakatan manusia, sedangkan waktu adalah makhluk Allah yang kita tak kuasa mengendalikannya.

Selanjutnya pesawat tiba di Hongkong dan berhenti untuk transit lagi. Ketika pesawat mendarat, jam kembali berjalan maju secara normal, 11, 12, 1, ... Kemudian yang terpikir oleh saya adalah: tadi saya sudah sholat subuh. Lantas, apakah saya mesti sholat subuh lagi ketika waktunya tiba? Suatu pertanyaan yang belum pernah sama sekali muncul di kepala saya, pun belum pernah mendengar di pengajian manapun. Segera otak bekerja, tadi ketika jam berbalik dari pukul 1 malam ke pukul 12, apakah hari berubah dari Selasa menjadi Senin? Ketika tiba di Hongkong, dan jam bergerak maju lagi melewati tengah malam, hari berganti menjadi Selasa. Jadi saya tiba di Hongkong hari Selasa? Ternyata jam di bandara Hongkong menunjukkan hari itu Rabu 30 Agustus 2000. Bagaimana mungkin? Ternyata dalam perjalanan dari Alaska ke Hongkong tadi, pesawat melampaui garis batas penanggalan di atas Samudera Pasifik, sehingga dilakukan koreksi tanggal dan mundur 1 hari. Kalau begitu subuh menjelang adalah subuh untuk hari yang berbeda dengan subuh yang saya alami tadi pagi (tadi pagi?, bukannya kemarin, tetapi kan sekarang lebih malam daripada tadi pagi? wah, ternyata membingungkan juga ya). Oleh karena itu saya segera sholat subuh lagi di Bandara Hongkong, sambil menunggu pesawat Garuda yang akan membawa saya ke Bandara Ngurah Rai di Pulau Bali. Selamat bertemu lagi Indonesia.

{2000 @ canada}

see other Culture Shocks

2 comments:

Anonymous said...

Kutipan: "Jam berbalik mundur! Ini terjadi karena kecepatan pesawat sedemikian pesat sehingga melebihi kecepatan rotasi bumi yang berputar dari barat ke timur. Selanjutnya ... 1, 12, 11. Jam berbalik mundur melewati hari sebelumnya...!!!"

Komentar:
Pak, saya rasa tidak betul kalau pesawat anda saat itu lebih cepat daripada rotasi bumi (daftar tipikal order kecepatan bisa ditengok di http://en.wikipedia.org/wiki/Orders_of_magnitude_(speed) ). Penjelasan fenomena tersebut adalah karena pesawat anda bergerak berlawanan dengan arah terbitnya matahari, itu saja.

balzach said...

Saya kira Anda benar. Sebenarnya rotasi bumi itu ke arah Timur atau Barat ya?