Sunday, October 01, 2006

Dwi Bahasa

  1. Bahasa menunjukkan kepribadian bangsa, dan sebagai anak bangsa yang bangga terhadap bangsanya, I'm trying hard to use Bahasa as good as possible (are you kidding ;-) he..he...he....). Namun, saat berada di tempat yang berbahasa asing, you have to use their language, right? I guess so. Karena itu, saya selalu mencoba mempelajari bahasa di tempat saya tinggal. Saint Thomas University membuka program summer class kursus bahasa Inggris bagi mahasiswa asing. Pesertanya berasal dari berbagai negara di benua Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa. Seperti diketahui, orang-orang dari Eropa berkulit sama dengan orang Amerika Utara: mereka juga bule. Di Yogya, kami biasa menyebut mereka Londo; jadi ada Londo Inggris, Londo Jerman, Londo Perancis, Londo Belanda, etc. Di kursus bahasa Inggris tersebut, juga banyak peserta londo-londo tersebut; dan ketika kita mencoba bercakap dengan mereka, bayangkan apa yang terjadi. Betapa aneh rasanya melihat seorang bule terbata-bata mencoba berbahasa Inggris!!! :-) Hal ini karena kita berpikiran bahwa setiap bule selalu mahir menggunakan bahasa Inggris.

  2. New Brunswick merupakan provinsi yang memiliki official language dwi bahasa: bahasa Inggris dan bahasa Perancis (sebenarnya pemerintah Federal Canada memiliki bahasa resmi dalam dwi bahasa tersebut sejak 1969 - di antara bahasa-bahasa lain di sana: Dene Suline, Cree, Dogrib, Gwich’in and Slavey -, namun hanya Provinsi NB yang mencantumkannya secara eksplisit dalam konstitusi mereka). Hal ini berarti setiap dokumen resmi harus ditulis dalam kedua bahasa tersebut. Setiap surat yang berhubungan dengan pemerintahan atau administrasi ditulis dalam 2 bahasa ini, termasuk laporan pemerintah, kartu nama, KTP (kami sering menyebutnya kartu dosa karena disingkat kartu SIN, security identification number), buku petunjuk pariwisata, borang isian, dan lain-lain; bahkan juga papan tanda lalu lintas. Kadang ditulis dalam 1 halaman, sebelah kiri untuk bahasa Inggris, sebelah kanan untuk bahasa Perancis; atau sebelah atas bahasa Inggris, bawah Perancis. Kadang sebuah buku jika dibaca dari depan tertulis dalam bahasa Inggris, lalu jika dibalik dibaca dari belakang maka tertulis dalam bahasa Perancis. Bayangkan (lagi), betapa borosnya biaya pembuatan buku, borang, dan kartu tersebut karena jumlah halamannya akan menjadi 2 kali lipat daripada jika menggunakan hanya 1 bahasa. Oleh karena itu, pemerintah provinsi berencana untuk menetapkan salah satu bahasa tersebut sebagai bahasa resmi.

  3. Menurut catatan sejarah, Canada ditemukan pada akhir milenia pertama oleh orang Viking, yaitu Norse dan Leif Ericson. Namun dalam perkembangannya, Inggris dan Perancis berival menguasai Canada. Bagian barat Canada lebih banyak memiliki pengaruh Inggris, terlihat dari nama salah satu provinsinya adalah British Columbia. Perancis lebih banyak memiliki pengaruh di Quebec, sebuah provinsi yang berusaha untuk memisahkan diri dari Canada pada dekade-dekade akhir abad lalu. Sementara provinsi-provinsi Atlantic dipengaruhi oleh keduanya, namun kayaknya pengaruh Inggris sekarang lebih besar. Jadi tinggal Quebec sekarang. Pada 1974, bahasa Perancis menjadi official language di sana dan sempat pengajaran di sekolah menggunakan bahasa Inggris sangat dibatasi meskipun kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung.Keinginan untuk memiliki negara sendiri yang berbahasa Perancis dipupuskan oleh kekalahan dalam referendum 1995. Yang menarik adalah, penduduk Quebec yang setiap harinya berbahasa Perancis sebenarnya dapat menggunakan bahasa Inggris. Namun, kalau anda seorang bule/londo ;-) jangan harap mereka akan melayani kalau anda menggunakan bahasa Inggris. Tetapi kalau anda seorang yang kulitnya berwarna (dari Asia, Afrika, dsb), anda akan tetap dilayani meskipun menggunakan bahasa Inggris!!!

  4. Hampir separuh penduduk New Brunswick berbahasa Inggris, kurang lebih seperempat berbahasa Perancis, dan seperempat lain bilingual Inggris dan Perancis. Uniknya di bagian tenggara negara bagian ini, penduduknya sering mencampuradukkan penggunaan bahasa Perancis dan Inggris sehingga muncul bahasa campuran yaitu Franglais. Mereka mengkombinasikan penggunaan subyek, predikat, obyek, dan kata keterangan dalam bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Contoh kalimat dalam bahasa Franglais adalah: J'vas driver downtown yang berarti saya akan berkendara ke pusat kota; atau Je suis tired yang berarti saya lelah. Contoh yang lebih panjang ada dalam karya Robert Surtees 'Jorrocks Jaunts and Jollities': "You shall manger cinque fois every day," said she; "cinque fois," she repeated.--"Humph!" said Mr. Jorrocks to himself, "what can that mean?--cank four--four times five's twenty--eat twenty times a day--not possible!" "Oui, Monsieur, cinque fois," repeated the Countess, telling the number off on her fingers--"Café at nine of the matin, déjeuner à la fourchette at onze o'clock, diner at cinque heure, café at six hour, and souper at neuf hour." Apa tidak membingungkan lawan bicara yang berasal dari luar ya? Yen saya sih, gak pernah nyampur-nyampurno penggunaan bahasa kalau ngomong, bikin bingung wae. ;-)

{1999 @ fredericton}


see other Culture Shocks

No comments: